Majalah Wanita Sedang Sekarat - Akankah Kami Merindukan Mereka Waktu Mereka Pergi?



Majalah-majalah seperti Glamour, Cosmopolitan, dan Vogue telah memengaruhi sikap hidup dan pembawaan wanita semasa sejumlah dekade, Lavanya Ramanathan mengulas cerita mereka dan mempertimbangkan apakah yang hendak ditinggalkan tanpa kehadiran mereka.

Untuk akhir November, Glamour mencapai kesimpulan yang sama dengan yang dicapai oleh seperti itu banyak majalah perempuan lainnya hari ini: Setelah 80 tahun di kotak surat dan checkout store substansi makanan, Glamor hendak berhenti menerbitkan majalah bulanan yang mengkilap, yang berakhir dengan edisi Januari. Bagi Glamour, cetakan secara resmi mati, "inti to digital" yang tak terhindarkan masa ini lengkap.

Teen Vogue, tipe junior dari trend bible, telah ada di sana. Diri, pemasok 1.000 teknik pada mengucapkan selamat tinggal pada lemak punggung Anda, menghilang dari rak kepada tahun 2017. Tujuh belas, pernah menjadi pembawaan hidup utama kepada anak perempuan sekolah menengah di mana-mana, saat ini cuma hendak menerbitkan problem tertentu, dan Redbook, salah satu dari "tujuh saudara perempuan" majalah pada mama rumah tangga pinggiran kota, sungguh-sungguh cocok pada net pula.

Bidang majalah secara keseluruhan telah mengencangkan sabuk pengaman sewaktu bertahun-tahun berkat kelaparan iklan cetak, menghilangkan salinan kertas yang mahal saat mencoba membangun tempat berpijak di internet. Tetapi publikasi perempuan entah bagaimana merasa jauh lebih terancam daripada yang lain, terutama masa ini bahkan orang kaya baru on-line yang pernah sasarannya untuk menggantikan mereka - situs-situs bak Hairpin, Rookie dan Toast - dengan sendirinya mematikan lampu.

Dari Women 'Dwelling Journal (masih tergantung di sana, namun diturunkan menjadi triwulanan) ke Lenny Letter berbasis e-mail (dipadamkan masa gugur lantas, setelah tiga tahun yang liar), publikasi ini membantu membentuk selera, memilah feminisme utama (serta feminitas) dan memberi jurnalis wanita berbakat kaki ke karir media yang tinggi. Kematian mereka terasa bak kehilangan - tapi apa tersebut?

Semasa sejumlah keturunan, majalah cewek mengisi ceruk budaya yang kompleks, mengadopsi suara seorang kakak perempuan yang peduli untuk menegur wanita supaya tetap mengikuti arus berita tatkala ini - tapi pula berita utama ketika ini. Satu sampul Sassy memuji sepotong yang menjelaskan kenapa seseorang Israel dan Palestina enggak hendak pernah mencapai perdamaian dan yang lain tentang kenapa cewek sangat mesti mencibir lebih banyak. Jane memberikan mengetahui cewek teknik menggunakan celana denims untuk bekerja tanpa dipecat. Anda bisa membaca tulisan suram akan pacar yang kasar, ataupun menghabiskan waktu dengan kuis mengenai perangai menggoda Anda.

Glossi itu dapat dihidupkan kembali, menyenangkan secara visible dan sekaligus bermanfaat - rutinitas taktil dan adiktif.

"Anda dapat merobek halaman dan mengatakan, 'Ini merupakan potongan rambut yang hendak saya bawa ke penata rambut saya,'" kata Lisa Pecot-Hébert, seorang profesor jurnalisme di Sekolah Annenberg di University of Southern California. "Ada hal mengenai glossy, untuk dibaca dan dipakai."

Bahkan jikalau Anda tidak berlangganan, Marie Claire, Good Housekeeping dan Seventeen yang ditiru anjing menemukan jalan mereka pada Kamu - di kantor dokter, di apartemen teman, di ruangan kelas. Untuk tiap salinan shiny tebal yang mendarat di kotak surat, lazimnya tidak hanya satu tetapi sejumlah pembaca.

Majalah-majalah rumah tangga, diawali dengan McCall's dan Ladies 'House Journal untuk akhir 1800-an, yang memacu kegemaran hendak ideas dan saran perempuan. Glamour, awalnya garmen gosip Hollywood, mengikuti pada tahun 1939. Tujuh belas, yang menawarkan components yang mirip kepada set yang belum terlalu perempuan, mengirimkan edisi pertamanya untuk tahun 1944. Cosmopolitan masuk ke audiensi perempuan untuk tahun 1965, waktu Helen Gurley Brown mengambil alih pimpinan majalah sastra yang berdebu dan meluncurkan merek yang terkait dengan seks dan feminisme; di antara cerita-cerita perdana yang dia edit adalah tentang pil.

"Pada saat waktu media arus utama tidak memperhatikan masalah yang penting bagi perempuan, mereka adalah lokasi yang dapat membawa perhatian pada hal-hal tersebut," kata Harriet Brown, seorang profesor jurnalisme majalah Syracuse College yang karirnya seorang diri membawanya secara singkat ke Redbook. .

Untuk tahun 1968, Glamour ialah majalah mode kesatu yang menampilkan seorang perempuan kulit hitam, Katiti Kironde, sebagai model sampulnya, sebuah isyarat menuju inklusi di tengah gerakan hak-hak sipil. Kepada tahun 1976, puluhan editor majalah perempuan dan remaja setuju kepada mendiskusikan Amandemen Equal Rights, dengan dongeng yang akan mencapai 60 juta pembaca kolektif mereka. Untuk 1990-an, Self meluncurkan kampanye pita merah muda yang sekarang ada di mana-mana untuk meningkatkan kesadaran hendak kanker payudara. Dan tatkala Kamu masih dapat memegang miniatur Teen Vogue di tangan Anda, majalah tersebut menyampaikan salah satu op-ed yang paling tidak sedikit dibicarakan dalam pemilu 2016, berjudul "Donald Trump Is Gaslighting America".

Di masa kejayaannya, publikasi ini pun menawarkan saluran bagi jurnalis wanita terbaik bangsa. Joan Didion bekerja kepada Vogue pada 1960-an. Susan Orlean dan Gloria Steinem menulis kepada Glamour. Good Housekeeping menerbitkan Betty Friedan, yang memakai jumlah kata-katanya untuk ... majalah cewek yang enggak terlalu suka mengeluarkan isi perut. Publikasi ini memberi kami editor ikonik laksana Tina Brown dan Anna Wintour, belum lagi lautan ladybosses yang kurang dikenal.

Jempollah isu lama majalah perempuan, kata Katie Sanders, seorang jurnalis lepas yang menulis untuk segenap majalah wanita, “dan Kamu melihat bagaimana peran wanita dalam babad tidak cuma berubah, tapi gimana Glamour dan segenap majalah wanita lain mengemudikannya. perubahan."

Walaupun seperti itu, majalah-majalah ini berjuang melawan perasaan kalau mereka entah gimana lebih rendah. “Sebagian besar adalah seksisme, dan orang-orang enggak menganggapnya serius karena ditujukan kepada cewek,” kata Andrea Bartz, seorang novelis yang bekerja di lima majalah bagaikan tersebut, yang semuanya sudah melipat edisi cetak mereka. "Tapi majalah lelaki - mereka diizinkan punya aspek perawatan dan dunia baju, dan tersebut enggak masalah."

Referensi klik disini
download majalah dewasa indonesia

Banyak kritik yang ditujukan untuk majalah bermula dari cewek sendiri. Kepada tahun 1990, Gloria Steinem mengumumkan kalau majalah Ms akan berpisah dengan semua pengiklan; dirinya pula menggesek apakah yang dilihatnya sebagai misi sinis dari majalah cewek lainnya: “pada merangkai kemauan untuk produk, mengajarkan taktik memanfaatkan komoditas, dan membikin barang bagian penting pada mendapatkan persetujuan sosial, senang suami, dan tampil sebagai seorang ibu rumah tangga. "

Kepada satu sampul 1959, Glamour menyatakan bahwa "9 dari 10 perempuan United States of America bisa lebih cantik". Cosmopolitan untuk tahun 1966 menawarkan untuk para pembacanya sebuah "Panduan Gadis Miskin untuk Orang-Seseorang Muda Kaya Amerika" dan "Obat Anyar, Kooky (namun bisa diterapkan) pada Frigiditas". Tetapi kebangkitan feminisme kepada 1970-an dan aspirasi seluruh kubu pada 1980-an nyaris tak merenovasi apakah pun. Sebuah sampul Marie Claire 2016 masih mengupas rahasia Brasil kepada rambut yang lebih apik dan solusi Korea untuk perawatan kulit.

Banyak kritikus percaya majalah wanita terlalu lama menempel untuk components bermasalah yang dijelaskan Steinem, membikin para pembaca marah dengan pesan kalau tubuh mereka kurang diinginkan dan mata pacar mereka boleh jadi berkeliaran dan bahwa hanya komoditas yang bisa mengisi kekosongan.

Mereka jauh lebih bermacam sekarang, kata Pecot-Hébert, tetapi melalui tahun 1980-an dan 1990-an, "Kamu masih memiliki orang yang kebarat-baratan, 'cantik' di sampul majalah. Apa seseorang tersebut sedang membicarakan resep maupun seseorang yang menjajakan pakaian renang, ada wanita yang sama yang aku bukan mengerti bila kebanyakan wanita dapat mengidentifikasikannya. "

Mereka juga acap merasakan sesuatu yang serupa. Sebagian besar judul yang paling banyak dibaca punya penerbit yang serupa - Condé Nast, Meredith dan Hearst. Para penulis dan editor, pun, tampak beringsut dari satu shiny ke yang lainnya, dalam permainan besar kursi musik wanita-media.

Desakan majalah mengenai keadaan quo, bahkan tatkala kewanitaan berubah secara dramatis, membuat mereka tak relevan, kata Brown. Di era penerimaan tubuh radikal dan feminisme gelombang kesekian kalinya, “Kita bukan mau membaca 2.500 bacaan setahun mengenai cara menurunkan 10 pound atau menyingkirkan pegangan cintaku. Itu reduktif, dan itu dangkal. "

System mereka pun ada di mana-mana akhir-akhir ini.

Apakah yang pernah disampaikan majalah cewek pada pembaca dari New York ke Topeka ke Sacramento - saran pembawaan pacar, Injil orgasme dan upah yang setara, pengingat untuk acap berdiet - masa ini dapat ditemukan di banyak lokasi online, dari pos #fitspo di Instagram ke situs junior-feminis seperti Jezebel, yang telah menyinggung tentang liputan budaya pop, #MeToo dan tempat kerja. Blogger makeup dan influencer YouTube kini menetapkan Warna Lipstik Berikutnya Besar dan taktik memperoleh riasan riasan tanpa riasan tersebut. Lokasi-situs kuliner bagai Meals52 telah memojokkan apa yang lumrah disebut oleh cewek berpakaian kasar sebagai "masakan", tanpa ada pendapat gender akan siapa yang memasak. Dan kuis watak rendah ilmiah, riang tak ilmiah? Masa ini, ada BuzzFeed untuk tersebut.

Dan, tentu saja, beberapa materi yang pernah Kamu cintai bisa ditemukan on-line di bawah spanduk lama dulu kala, waktu judul lawas mencoba menemukan kehidupan anyar sebagai produk net.

Lokasi net Cosmo memikat lebih dari 19 juta tamu unik sebulan, menurut comScore, dan Glamour dapat rupawan lebih dari 6 juta. Merek-merek lama itu menarik pengikut YouTube dengan video asli, dan dengan kepingan-kepingan viral yang sungguh-sungguh viral seperti esai lampu Teen Vogue, merangkul laporan politik gres yang berfokus untuk perempuan yang menjadikan mereka kudu membaca beberapa dekade lalu. Mistik mereka pasti hidup: "The Daring Kind", sebuah drama TV yang terinspirasi oleh kehidupan mantan editor Cosmo Joanna Coles, baru saja merekam masa ketiganya.

Majalah-majalah lama ”mempunyai pemeriksa fakta akan staf,” kata Bartz. "Mereka memiliki tim seseorang yang tugasnya memverifikasi tiap element di majalah ... Segala hal yang majalah itu ceritakan pada aku untuk saat itu - statistik gizi alias kekerasan seksual maupun kesehatan psychological - itu berakar dari sumber yang sah, dan tersebut merupakan diverifikasi oleh staf di sana. "

Bahkan jikalau mereka masih mampu mencapai tingkat kekakuan itu, waktu saat glossi merupakan salah satu sumber kekuatan paling berpengaruh dalam kehidupan cewek telah datang dan pergi.

"Seluruh industri ini dalam ekspedisi rollercoaster liar," kata Brown. Ia skeptis dengan anggapan bahwa majalah cetak akan hancur. Tetapi judul-judul di sektor perempuan - Higher Properties and Gardens vs Good Housekeeping, katakanlah - terus-menerus berjuang untuk membedakan satu sama lain.

"Aku kira di market saham mereka menyebutnya 'koreksi,'" katanya. "Ada tidak sedikit tumpang tindih. Dalam cuaca media yang berbeda, bisa saja mereka bisa bertahan, tapi yang ini enggak hendak mendukungnya. "

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *